Masalah Peranan Guru

Guru merupakan satu-satunya sumber belajar, ia menjadi pusat tempat bertanya. Tugas guru memberikan ilmu pengetahuan kepada murid. Cara demikian dipandang sudah memadai karena ilmu pengetahuan guru belum berkembang, cakupanya belum terbatas. Kebutuhan hidup dewasa ini juga masih sederhana. Dewasa ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi yang demikian pesat bahkan merevolusi, sejak abad ke-19, bagi seorang guru tidak mungkin lagi menguasai seluruh khasanah ilmu pengetahuan walau dalam bidangnya sendiri yang ia tekuni. Dia tidak mungkin menjadi dirinya gudang ilmu dan oleh karena itu juga tidak satu-satunya sumber belajar bagi muridnya. Tugasnya bukan memberikan  ilmu pengetahuan melainkan terutama menunjukkan jalan bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan, dan mengembangkan dorongan untuk berilmu. Dengan kata lain menumbuhkambangkan budaya membaca dan budaya meneliti untuk menemukan sesuatu pada diri murudnya. Dengan singkat dikatakan tugas guru adalah “membelajarkan pelajar”.

Masalah Peranan Guru

Guru mendudukkan dirinya hanya sebagai bagian dari sumber belajar. Beraneka ragam sumber belajar yang hanya justru hanya dapat ditemukan di luar diri guru seperti perpustakaan, taman bacaan, museum, toko buku, berbagai media massa, lembaga-lembaga sosial, orang-orang pintar, kebun binatang, alam , dan lingkungan sekitar. Alam adalah buku besar yang sangat lengkap isinya.

Dari sisi kebutuhan murid, guru tidak mungkin seorang diri melayaninya.  Untuk memandu proses pembelajaran murid ia dibantu oleh sejumlah petugas lainya seperti konselor atau guru BP, pustakawan, laboran, dan teknik sumber belajar. Dengan hadirnya petugas-petugas lain tersebut di samping guru maka sejumlah kesibukan yang semestinya tidak dilakukan (tetapi yang selama ini dianggap) dapat di alihkan. Tetapi ini tidak berarti bahwa ia selalu kehilangan fungsi. Justru sebaliknya fungsinya bertambah banyak hanya bergeser  ke arah lain. Kini ia memiliki cukup waktu untuk mengerjakan hal-hal yang senantiasa ia lakukan, tetapi yang selama itu tertelantarkan lantaran ketiadaan waktu karena terpaksa oleh tenaga-tenaga yang lain tadi. Sekarang kecukupan waktu dapat digunakan untuk melakukan kontak dan pendekatan manusiawi yang lebih intensif dengan murid-muridnya. Pelayanan kelompok dan individual/kelompok, mendorong semangat untuk berkreativitas, dan bekerja sama, menumbuhkan rasa percaya diri, harga diri dan tanggung jawab, menghargai waktu dan kedisiplinan,menghargai orang lain, dan menemukan jati diri.inilah sisi pendidikan dari tugas seorang guru yang telah lama trabaikan. Dari sisi pembelajaran ia diharapkan mampu pengelola proses pembelajaran, menunjukkan tujuan pembelajaran, mengorganisaiskan kegiatan pembelajaran, mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar, menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar, dan memberikan dorongan belajar.

Dalam hubungan dengan multiperan guru maka masalah yang timbul ialah bagaimana guru melakukan multiperan seperti itu jika pada kebanyakan sekolah mereka adalah pejuang tunggal. Kalaupun ia sudah di dampingi oleh petuas yang lain  seperti konselor dan lain-lain, sudahkah ia memiliki wawasan dan kemampuan yang cukup untuk melaksanakan multi perannya itu. Kenyataan menunjukkan bahwa kebanyakan guru belum siap untuk berbuat demikian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Pertanian dengan Pendidikan

linguistik