MAKALAH TENTANG KEBUDAYAAN JAWA TENGAH
MAKALAH TENTANG KEBUDAYAAN JAWA TENGAH
KATA
PENGANTAR
Seiring dengan kemajuan jaman,
tradisi dan
kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan
dijaga
keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada umumnya
masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan
menggunakan
budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk
menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya
yang
berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah
atau
budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.
Mereka lebih memilih dan berpindah
ke budaya asing
yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa bahkan masyarakat
lebih merasa
bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari daerahnya
sendiri..
Tanpa mereka sadari bahwa budaya
daerah merupakan
faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang
mereka
miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan
perlu
dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu di masyarakat.
Pada
umumnya mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya kebudayaan merupakan
jati
diri bangsa yang mencerminkan segala aspek kehidupan yang berada
didalalamnya.
Besar harapan saya, semoga dengan
dibuatnya makalah
yang berjudul Budaya Jawa Tengah yang didalamnya membahas tentang
kebudayaan
yang berasal dari daerah Jawa tengah ini menjadi salah satu sarana agar
masyarakat menyadari betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu
bangsa,
yang ahirnya akan membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap
budaya
daerahnya sendiri.
i
DAFTAR
ISI
I. Kata Pengantar
...................................................................................................................i
II. Daftar Isi
...........................................................................................................................ii
III. Pendahuluan
....................................................................................................................1
1. Latar Belakang
..................................................................................................................1
2. Maksud dan Tujuan
...........................................................................................................1
IV. Pembahasan
.....................................................................................................................2
V. Penutup
………………………………………………………….....................................6
1. Kesimpulan
……………………………………………………........................................6
2. Saran
…………………………………………………………..........................................6
VI. Daftar Pustaka
.................................................................................................................7
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari
banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat
istiadat
atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang
terdapat di
Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang
kaya akan
budaya.
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kebudayaan daerah merupakan
faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita
sebut
dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk
kebudayaan
daerah akan sangat berpengaruh terhadap budaya nasional, begitu pula
sebaliknya
kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat
berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah / kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat benilai
karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang
dari
kepribadian suatu bangsa atau daerah.
Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu
daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan
kewajiban
dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan
yang harus
dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
B.
Maksud dan Tujuan
Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebudayaan
merupakan kewajiban setiap individu, maka dalam realisasinya saya
mencoba
menyusun makalah yang berjudul Kebudayaan Jawa Tengah yang didalamnya
mengulas
tentang berbagai kebudayaan tradisional Jawa Tengah. Penyusunan makalah
yang
berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca mengetahui bahwa
Jawa
Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta menyadari bahwa
menjaga dan
melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari setiap orang.
1
BAB
II
PEMBAHASAN
Jawa Tengah adalah sebuah provinsi
Indonesia
yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa.
Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat
di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah
selatan, Jawa
Timur
di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Pengertian Jawa
Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung"
budaya Jawa. Meskipun
demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya
yang
berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di
daerah perbatasan
dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia,
Arab-Indonesia
dan India-Indonesia
yang
tersebar di seluruh provinsi ini.
Sejarah
Jawa
Tengah
Jawa Tengah sebagai provinsi
dibentuk sejak zaman
Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah
(gewesten) yakni Semarang, Rembang, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan.
Surakarta
masih merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri
sendiri dan
terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran,
sebagaimana
Yogyakarta. Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu
itu
Rembang Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro.
Setelah diberlakukannya
Decentralisatie Besluit
tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan dibentuk Dewan Daerah. Selain
itu juga
dibentuk gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal,
Semarang,
Salatiga, dan Magelang. Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai
daerah
otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi
terdiri
atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa kabupaten
(regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district).
Provinsi
Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan,
Jepara-Rembang,
Semarang, Banyumas, dan Kedu.
Menyusul kemerdekaan Indonesia,
pada tahun 1946
Pemerintah membentuk daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan
dijadikan
karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan
pembentukan
kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6
kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati
sebagai
Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.
Pendidikan
dan
Budaya
Kebudayaan yang ada di wilayah
Provinsi Jawa Tengah
mayoritas merupakan kebudayaan Jawa, namun terdapat pula kantong-kantong
kebudayaan Sunda di wilayah sebelah barat yang berbatasan dengan
Provinsi Jawa
Barat terutama di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap.
Jawa Tengah adalah propinsi dimana
budaya jawa banyak
berkembang disini karena di Jawa Tengah dahulu banyak kerajaan berdiri
disini
itu terlihat dari berbagai peninggalan candi di Jawa Tengah.
Kebudayaan Jawa merupakan salah
satu sosok
kebudayaan yang tua. Kebudayaan Jawa mengakar di Jawa Tengah bermula
dari
kebudayaan nenek moyang yang bermukim di tepian Sungai Bengawan Solo
pada
ribuan tahun sebelum Masehi. Fosil manusia Jawa purba yang kini menghuni
Museum
Sangiran di Kabupaten Sragen, merupakan saksi sejarah, betapa tuanya
bumi Jawa
Tengah sebagai kawasan pemukiman yang dengan sendirinya merupakan suatu
kawasan
budaya. Dari kebudayaan purba itulah kemudian tumbuh dan berkembang
sosok
kebudayaan Jawa klasik yang hingga kini terus bergerak menuju kebudayaan
Indonesia.
Kata klasik ini berasal dari kata
Clacius, yaitu nama
orang yang telah berhasil menciptakan karya sastra yang mempunyai “nilai
tinggi”. Maka karya sastra yang tinggi nilainya hasil karya Clacius itu
dinamakan “Clacici”. Padahal Clacici adalah golongan ningrat/bangsawan,
sedangkan Clacius termasuk golongan ningrat, oleh karena itu hasil karya
seni
yang mempunyai nilai tinggi disebut “seni klasik”. Bengawan Solo bukan
hanya
terkenal dengan lagu ciptaan Gesang akan tetapi lebih daripada itu
lembahnya
terkenal sebagai tempat dimana banyak sekali diketemukan fosil dan
peninggalan
awal sejarah kehidupan di atas bumi ini.
Manusia dan kebudayaan merupakan
suatu kesatuan yang
erat sekali. Kedua-duanya tidak mungkin dipisahkan. Ada manusia ada
kebudayaan,
tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya, yaitu manusia.
Akan
tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa lama, ia lalu mati. Maka untuk
melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang,
bahkan
harus lebih dari satu turunan. Jadi harus diteruskan kepada anak cucu
keturunan
selanjutnya.
Kebudayaan Jawa klasik yang
keagungannya diakui oleh
dunia internasional dapat dilihat pada sejumlah warisan sejarah yang
berupa
candi, stupa, bahasa, sastra, kesenian dan adat istiadat. Candi
Borobudur di
dekat Magelang, candi Mendut, candi Pawon, Candi Prambanan di dekat
Klaten,
candi Dieng, candi Gedongsongo dan candi Sukuh merupakan warisan
kebudayaan
masa silam yang tak ternilai harganya. Teks-teks sastra yang terpahat di
batu-batu prasasti, tergores di daun lontar dan tertulis di kitab-kitab
merupakan khasanah sastra Jawa klasik yang hingga kini tidak
habis-habisnya
dikaji para ilmuwan. Ada pula warisan kebudayaan yang bermutu tinggi
dalam
wujud seni tari, seni musik, seni rupa, seni pedalangan,seni bangunan
(arsitektur), seni busana, adat istiadat, dsbnya.
Masyarakat Jawa Tengah sebagai
ahli waris kebudayaan
Jawa klasik bukanlah masyarakat yang homogen atau sewarna, melainkan
sebuah
masyarakat besar yang mekar dalam keanekaragaman budaya. Hal itu
tercermin pada
tumbuhnya wilayah-wilayah budaya yang pada pokoknya terdiri atas wilayah
budaya
Negarigung, wilayah budaya Banyumasan dan wilayah budaya Pesisiran.
Wilayah budaya Negarigung yang
mencakup daerah
Surakarta – Yogyakarta dan sekitarnya merupakan wilayah budaya yang
bergayutan
dengan tradisikraton(Surakarta dan Yogyakarta). Wilayah budaya
Banyumasan
menjangkau daerah Banyumas, Kedu dan Bagelen. Sedangkan wilayah budaya
pesisiran meliputi daerah Pantai Utara Jawa Tengah yang memanjang dari
Timur ke
Barat. Keragaman budaya tersebut merupakan kondisi dasar yang
menguntungkan
bagi mekarnya kreatifitas cipta, ras dan karsa yang terwujud pada sikap
budaya.
Di daerah Jawa Tengah segala macam
bidang seni
tumbuh dan berkembang dengan baik, dan hal ini dapat kita saksikan pada
peninggalan-peninggalan yang ada sekarang. Provinsi Jawa Tengah yang
merupakan
satu dari sepuluh DTW (Daerah Tujuan Wisata) di Indonesia dapat dengan
mudah
dijangkau dari segala penjuru, baik darat, laut maupun udara. Provinsi
ini
telah melewati sejarah yang panjang, dari jaman purba hingga sekarang.
Dalam usaha memperkenalkan daerah
Jawa Tengah yang
kaya budaya dan potensi alamnya, Provinsi Jawa Tengah sebagaimana
provinsi-provinsi lain di Indonesia, mempunyai anjungan daerah di Taman
Mini
“Indonesia Indah” yang juga disebut “Anjungan Jawa Tengah”. Anjungan
Jawa
Tengah Taman Mini “Indonesia Indah” merupakan “show window” dari daerah
Jawa
Tengah.
Anjungan Jawa Tengah di Taman Mini
“Indonesia Indah”
dibangun untuk membawakan wajah budaya dan pembangunan Jawa Tengah pada
umunya.
Bangunan induk beserta bangunan lain di seputarnya secara keseluruhan
merupakan
kompleks perumahan yang dinamakan “Padepokan Jawa Tengah”, yang
berarsitektur
Jawa asli.
Bangunan induknya berupa “Pendopo
Agung”, tiruan
dari Pendopo Agung Istana Mangkunegaran di Surakarta, yang diakui
sebagai salah
satu pusat kebudayaan Jawa. Propinsi Jawa Tengah juga terkenal dengan
sebutan
“The Island of Temples”, karena memang di Jawa Tengah bertebaran
candi-candi.
Miniatur dari candi Borobudur, Prambanan dan Mendut ditampilkan pula di
Padepokan Jawa Tengah. Padepokan Jawa Tengah juga merupakan tempat untuk
mengenal seni bangunan Jawa yang tidak hanya berupa bangunan rumah
tempat
tinggal tetapi juga seni bangunan peninggalan dari jaman Sanjayawangça
dan
Syailendrawangça.
Pendopo Agung yang berbentuk
”Joglo Trajumas” itu
berkesan anggun karena atapnya yang luas dengan ditopang 4 (empat) Soko
guru
(tiang pokok), 12 (dua belas) Soko Goco dan 20 (dua puluh) Soko Rowo.
Kesemuanya membuat penampilan bangunan itu berkesan momot, artinya
berkemampuan
menampung segala hal, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat menerima
tamu.
Bangunan Pendopo Agung ini masih dihubungkan dengan ruang Pringgitan,
yang
aslinya sebagai tempat pertunjukan ringgit atau wayang kulit. Pringgitan
ini
berarsitektur Limas. Bangunan lain adalah bentuk-bentuk rumah adat
“Joglo Tajuk
Mangkurat”, “Joglo Pangrawit Apitan” dan rumah bercorak “Doro Gepak”.
Sesuai dengan fungsinya Anjungan
Jawa Tengah selalu
mempergelarkan kesenia-kesenian daerah yang secara tetap didatangkan
dari
Kabupaten-kabupaten / Kotamadya di Provinsi Jawa Tengah di samping
pergelaran
kesenian dari sanggar-sanggar yang ada di Ibukota, dengan tidak
meninggalkan
keadiluhungan nilai-nilai budaya Jawa yang hingga kini masih tampak
mewarnai
berbagai aspek seni budaya itu sendiri, adat-istiadat dan tata cara
kehidupan
masyarakat Jawa Tengah.
Bangunan Joglo Pangrawit Apitan di
Anjungan Jawa
Tengah TMII terletak bersebelahan dengan sebuah panggung terbuka yang
berlatar
belakang sebuah bukit dengan bangunan Makara terbuat dari batu cadas
hitam
bertuliskan kata-kata “Ojo Dumeh” dalam huruf Jawa berukuran besar.
Perkataan
Ojo Dumeh mempunyai makna yang dalam, sebab artinya, “Jangan Sombong”,
sebuah
anjuran untuk senantiasa mampu mengendalikan diri, justru di saat
seseorang
merasa mempunyai keberhasilan. Di panggung inilah pengunjung dapat
menyaksikan
pergelaran acara khusus Anjungan yang biasanya merupakan acara-acara
pilihan.
Mahakarya yang sungguh mempesona
adalah batik di
jawa tengah setiap daerah mempunya corak batik tulis yang berbeda beda
mereka
mempunyai ciri khas sendiri sendiri selain batik ada juga kesenian yang
tak
kalah luar biasanaya ada wayang kulit yang sudah dia kaui dunia sebagai
warisan
budaya dunia oleh unesco ada juga tembang- tembang (lagu-lagu ) jawa
yang
diiringi oleh gamelan (alat musik) yang juga dikenal dengan
campursariada juga
ketoprak yang merupakan pertunjukan seni peran khas dari jawa.
Di Jawa Tengah juga masih ada
kerjaan yang samapai
sekarang masih berdiri tepatnya dikota solo yang dikenal dengan
kasunanan solo.
Budaya Jawa Tengah sungguh banyak mulai dari wayang ,wayang orang,
ketoprak,tari dan masih banyak lagi.
1. Kraton Solo (Centraljava Surakarta)
2. Batik
3. Ketoprak
4. Pagelaran Wayang Kulit
5. Tari Srikandi / Tari Panah
6. Pertujukan Wayang Orang
7. Sinden
8. Tayub
9. Batik
10.Keris
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Budaya jawa yang berada di daerah
Jawa Tengah
merupakan budaya yang memiliki berbagai kebudayaan, mulai dari adat
istiadat
sehari-hari, kesenian, acara ritual, dan lain-lain.
Kebudayaan Jawa klasik yang
keagungannya diakui oleh
dunia internasional dapat dilihat pada sejumlah warisan sejarah yang
berupa
candi, stupa, bahasa, sastra, kesenian dan adat istiadat. Candi
Borobudur di
dekat Magelang, candi Mendut, candi Pawon, Candi Prambanan di dekat
Klaten,
candi Dieng, candi Gedongsongo dan candi Sukuh merupakan warisan
kebudayaan
masa silam yang tak ternilai harganya.
Manusia dan kebudayaan merupakan
suatu kesatuan yang
erat sekali. Kedua-duanya tidak mungkin dipisahkan. Ada manusia ada
kebudayaan,
tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya, yaitu manusia.
Akan
tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa lama, ia lalu mati. Maka untuk
melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang,
bahkan
harus lebih dari satu turunan. Jadi harus diteruskan kepada anak cucu
keturunan
selanjutnya.
2.
Saran
Budaya daerah merupakan faktor
utama berdirinya
kebudayaan nasional, maka segala sesuatu yang terjadi pada budaya daerah
akan
sangat mempengaruhi budaya nasional.
Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga,
memelihara dan melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah
maupun
budaya nasional, karena budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah
http://antoys.wordpress.com/2009/05/10/budaya-jawa-tengah/
http://www.blogster.com/anjjateng/seni-budaya-jawa-tengah
http://www.isomwebs.com/2012/budaya-jawa-tengah/
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih