MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
TENGAH SEMESTER GENAP
Dosen Pengampu : Dr. Tjipto Subadi,
M.Si
OLEH :
Nama : HAMID ARIFIN
NIM : A410102012Kelas : II RSBI
Jurusan : Pendidikan Matematika
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan
kehadirat Allah swt karena dengan ridha-Nya makalah “Perkembangan
Peserta Didik” ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (PPD) pada tengah semester 2
tahun 2011 ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi
manfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini,
khususnya kepada :
-
Ibu Dra. Sri Sutarni, M.Pd serta segenap jajarannya yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa moril maupun materiil selama mengikuti pendidikan di Progdi Matematika FKIP Universitas Muhamadiyah Surakarta.
-
Bapak Dr. Tjipto Subadi, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah “Perkembangan Peserta Didik” Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
-
Rekan-rekan kelas Mathematics RSBI
-
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah memberi dorongan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
-
Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikium wr wb
Surakarta,
April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
……………………………………………………………………………………. 1 KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………. 4
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………… 4
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………… 6
A. Peserta Didik ……………………………………………………………………………………………. 6
1. Hakekat Peserta Didik ………………………………………………………………………………. 6
2. Hakekat Peserta Didik menurut pandangan Antropolgi …………………………… 6
3. Hakekat Peserta Didik menurut pandangan Islam ……………………………………. 7
4. Kedudukan Peserta Didik dalam Pembelajaran ………………………………………… 7
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik ………………………………………. 8
1. Hakekat Pertumbuhan dan Perkembangan ……………………………………………….. 8
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan ……… 8
3. Hukum-hukum Pertumbuhan dan Perkembangan …………………………………….. 9
C. Perkembangan Anak Usia Dini ……………………………………………………………….. 10
1. Karakteristik Anak Usia Dini …………………………………………………………………… 10
2. Perkembangan Anak Usia Dini ……………………………………………………………….. 12
3. Permasalahan Perkembangan Anak Usia Dini ………………………………………….. 15
D. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar ……………………………………………………. 16
1. Pertumbuhan Jasmani ……………………………………………………………………………….. 16
2. Perkembangan Intelektual dan Emosional ……………………………………………….. 17
3. Perkembangan Bahasa ……………………………………………………………………………… 18
4. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap …………………………………………………… 18
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………………… 20
- Kesimpulan ………………………………………………………………………………………. 20
- Kritik dan Saran ……………………………………………………………………………….. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang
perhatian dalam mempelajari pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta
didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses
pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan
maupun perkembangan peserta didikinya maka akan terjadi beberapa
hambatan dalam proses pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi
yang disampaikan pendidik.
Disamping itu, kami membuat makalah ini
dengan harapan agar penulis dapat lebih mendalam lagi dalam mempelajari
perkembangan peserta didik guna mendukung metode pembelajaran kelak.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
-
Apa hakekat peserta didik dalam pandangan anthropologi maupun dalam pandangan islam?
-
Apa kedudukan peserta didik dalam proses pembelajaran?
-
Apa hakekat pertumbuhan dan perkembangan?
-
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan?
-
Apa saja hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan?
-
Bagaimana karakteristik anak usia dini?
-
Apa saja yang menjadi masalah perkembangan anak usia dini?
-
Bagaimana karakteristik anak usia sekolah dasar?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
-
Mengetahui hakekat peserta didik dalam pandangan anthropologi maupun dalam pandangan islam
-
Mengetahui kedudukan peserta didik
-
Mengetahui hakekat pertumbuhan dan perkembangan
-
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
-
Mengetahui hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan
-
Mempelajari karakteristik anak usia dini
-
Mengetahui permasalahan perkembangan anak usia dini
-
Mempelajari karakteristik anak usia sekolah dasar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peserta Didik
1. Hakekat Peserta Didik
Hakekat peserta didik menurut ilmu filosofi
adalah menuntut pemikiran secara dalam, luas, lengkap, menyeluruh,
tuntas serta mengarah pada pemahaman tentang peserta didik.
Sedangkan menurut pandangan tradisionil, anak
(peserta didik) adalah miniatur manusia dewasa (Elizabeth B.Hurlock.
1978:2).
Johan Amos Comenius (abad ke-17) mempelopori
kajian tentang anak bahwa anak harus dipelajari bukan sebagai embrio
orang dewasa melainkan sosok alami anak. Pengikut Comenius mengembangkan
pendapat bahwa mengamati anak secara langsung akan memberi manfaat
ketimbang mempelajari secara filosofis.
Pandangan menurut ilmu psikolog tentang
peserta didik adalah individu yang sedang berkembang baik jasmani maupun
rohani. Perubahan jasmani biasa disebut pertumbuhan, ialah terdapatnya
perubahan aspek jasmani menuju kearah kematangan fungsi, missal kaki,
tangan sudah mulai berfungsi secarea sempurna. Sedangkan perkembangan
adalah perubahan aspek psikis secara lebih jelas.
2. Pandangan Anthropologi tentang
Peserta Didik
Pandangan lama mengatakan bahwa manusia
adalah primat, artinya kerabat kera besar, simpanse dan gorila yang
telah mengalami evolusi. Sedang pandangan baru mengatakan bahwa peserta
didik adalah homosapien, artinya makhluk hidup yang telah mengalami
evolusi paling sempurna.
Dari tinjauan Anthopologi hakekat peserta
didik dapat ditafsirkan sebagai berikut:
-
Peserta didik sebagai makhluk yang bermasyarakat dan dapat dimasyarakatkan.
-
Peserta didik sebagai organism yang harus ditolong, sebab pada waktu lahir dia dalam kondsi yang lemah.
Imran Manan (1989: 12-13) menjelaskan bahwa
dari dimensi Anthropologi peserta didik dapat dijelaskan dari tiga
dimensi:
Pertama, peserta didik adalah makhluk social
yang hidup bersama-sama.
Kedua, peserta didik dipandang sebagai
individualistis, yakni mampu menampilkan kepribadian yang khas yang
berbeda dengan individu yang lain.
Ketiga, peserta didik dipandang memiliki
moralitas.
3. Pandangan Islam tentang Peserta
Didik
Islam menjelaskan bahwa manusia (peserta
didik) adalah makhluk Allah swt sesuai firman-Nya dalam Al-Qur’an surat
At-Tin : 4
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Manusia dibekali potensi berupa fitrah kecenderungan jahat dan
kecenderungan baik sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat
Asy-Syams : 8
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”
Agar dapat menjalankan fungsinya selain
dibekali dengan kodrat tersebut juga dibekali akal, pikiran, nafsu.
Dalam banyak ayat peserta didik berpotensi untuk diperlakukan sebagai
subjek didik yang harus dididik, hal tersebut dijelaskan dalam surat
Al-Anbiya’ : 12-17 dan juga surat Al-A’raf : 179.
Beberapa sebutan manusia dalam Al-Qur’an antara lain Al-Basyr, An-Nas,
Abdullah, Kholifah fil Ard.
4. Kedudukan Peserta Didik dalam
Pembelajaran
Dalam pembelajaran,
peserta didik dapat dipandang sebagai objek didik, subjek didik, dan
sebagai subjek dan objek didik sekaligus.
Dalam pandangan
konvensional, peserta didik dipandang sebagai objek didik, ialah sebagai
wadah yang harus diisi dengan pengetahuan, dan ketrampilan. Peserta
didik diperlakukan pasif, ia harus menereima semua yang diberikan guru.
Dalam pandangan
modern, peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki potensi
tersendiri, ia aktif mengembangkan potensinya, ia merespon, bertanya dan
menanggapi keterangan guru pada saat berlangsungnya pembelajaran. Guru
berfungsi sebagai fasilitator, menciptakan kondisi sedemikian rupa
sehingga peserta didik terjadi proses belajar.
Cirri khas peserta
didik adalah :
-
Sebagai individu yang memiliki potensi fisik dan psikis
-
Sebagai individu yang sedang berkembang baik potensi fisik maupun psikis
-
Dalam pengembangan potensi tersebut peserta didik membutuhkan bantuan orang lain
-
Memiliki kemampuan untuk mandiri.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan
Peserta Didik
1. Hakekat Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada
segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi
tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau
individu.
Hasil pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak
(dari misalnya 100 cm menjadi 110 cm), kekuatan fisiknya, dll.
Pertumbuhan juga menyangkut perubahan yang semakin sempurna tentang
fungsi suatu aspek jasmani (fungsi tangan pada anak 2 tahun untuk
memegang benda, semakin dewasa dapat dipergunakan untuk menulis, menari,
dll), system jaringan syaraf, sehingga istilahnya pertumbuhan adalah
proses perubahan dan pematangan fisik.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung
secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun
psikis. Perkembangan juga bias diartikan suatu perubahan aspek psikis
dari kurang terdeferensiasi menuju deferensiasi, terarah, terorganisasi
dan terintegrasi meningkat secara bertahap menuju kesempurnaan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara
interdependensi, artinya saling bergantung, saling mempengaruhi dan
tidak dapat dipisahkan.
2. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan antara lain :
-
Faktor turunan (warisan)
Turunan memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa
berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua Ibu-Bapak atau nenek dan
kakek. Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting, antara
lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat,
sifat-sifat atau watak dan penyakit.
Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak
lahir dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan
selebihnya berasal dari nenek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu
dan ayahnya). Hal ini sesuai dengan hukum Mendel yang dicetuskan Gregor
Mendel (1857).
-
Ilmu watak (karakterologi)
Karakterologi adalah istilah Belanda, berasal
dari kata karakter, yang berarti watak dan logos, yang berarti ilmu.
Jadi karkaterologi dapat kita terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi ilmu watak.
Kata Belanda karakter, itu berasal dari kata
Yunani charassein, yang berarti (mula-mula) coretan, atau gorasan.
Kemudian berarti stempel atau gambaran yang ditinggalkan oleh stempel
itu. Jadi di sini kita menganggap bahwa tingkah laku manusia adalah
pencerminan dari seluruh pribadinya. Ini telah lama sekali dikenal oleh
manusia.
-
Inteligensi (kecerdasan)
Andaikata pikiran kita umpamakan sebagai
senjata, bagaimanakah kualitas dari senjata itu, tajam atau tidakkah?
Membicarakan tentang tajam atau tidaknya kemampuan berpikir tidak lain
kita membicarakan inteligensi (kecerdasan). Sehubungan dengan ini perlu
diketahui lebih dahulu apakah intelek dan apakah inteligensi itu.
Intelek adalah (pikiran) dengan intelek ornag
dapat menimbang, menguraikan, menghubung-hubungkan pengertian satu
dengan yang lain dan menarik kesimpulan.
Inteligensi adalah (kecerdasan pikiran), dengan inteligensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi/untuk memecahkan suatu masalah. Dengan lain perkataan inteligensi adalah situasi kecerdasan berpikir, sifat-sifat perbuatan cerdas (inteligen).
Inteligensi adalah (kecerdasan pikiran), dengan inteligensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi/untuk memecahkan suatu masalah. Dengan lain perkataan inteligensi adalah situasi kecerdasan berpikir, sifat-sifat perbuatan cerdas (inteligen).
3. Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
Hukum-hukum tersebut antara lain :
-
Hukum Chepalocoudal
Bahwa dalam pertumbuhan fisik khususnya
dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian kepala tumbuh terlebih dahulu
baru menuju ke bagian kaki.
-
Hukum Proximodistal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang
mengatakan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke
tepi.
-
Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
Pada setiap aspek pertumbuhan dan
perkembangan dimulai dari hal-hal yang bersifat umum, kemudian sedikit
demi sedikit menuju ke hal yang bersifat khusus.
-
Perkembangan berlangsung sesuai dengan tahap perkembangan
Pada umumnya para ahli membagi tahap-tahap
perkembangan manusia sebagai berikut :
-
Masa pra-lahir
-
Masa bayi (0-2 tahun)
-
Masa kanak-kanak (3-5 tahun)
-
Masa sekolah (6-12 tahun)
-
Masa remaja (13-24 tahun)
-
Masa awal remaja (13-15 tahun)
-
Masa remaja (16-20 tahun)
-
Masa akhir remaja (21-24)
-
Masa dewasa (25-60 tahun)
-
Masa awal dewasa (25-30 tahun)
-
Masa dewasa (31-45)
-
Masa akhir dewasa (46-60 tahun)
-
Masa tua (61 tahun ke atas)
-
Masa lansia (71 tahun ke atas)
-
Hukum tempo dan irama perkembangan
Tahap perkembangan berlangsung secara
berurutan, terus menerus, tetap, berlaku secara umum dalam suatu tempo
dan irama perkembangan tertentu. Cepat lambatnya waktu perkembangan
sesuai dengan irama masing-masing individu. Setiap aspek perkembangan
memiliki tempo dan irama perkembangan masing-masing.
C. Perkembangan Anak Usia Dini
1. Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu
yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka
usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia
selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Secara
lebih rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai berikut :
-
Usia 0 – 1 tahun
Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami
kecepatan luar biasa, paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai
kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa
karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
-
Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan.
-
Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.
-
Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.
Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar
tersebut merupakan modal penting bagi anak untuk menjalani proses
perkembangan selanjutnya.
-
Usia 2 – 3 tahun
Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan
karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami
pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak
usia 2 – 3 tahun antara lain :
-
Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
-
Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
-
Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
-
Usia 4 – 6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik
antara lain :
-
Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
-
Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
-
Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hl itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
-
Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.
-
Usia 7 – 8 tahun
Karakteristik perkembangan anak usia 7 – 8
tahun antara lain :
-
Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
-
Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya.
-
Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.
-
Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil.
2. Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan anak dimulai sejak dalam
kandungan, kehidupan anak dimulai saat sel telur dibuahi oleh sel
sperma. Dari sel yang sama bentuk dan fungsinya berkembang manjadi sel
yang bersifat khusus seperti sel syaraf , sel otot, sel darah, sel
tulang. Sel-sel tersebut membentuk jaringan, seperti jaringan saraf,
jaringan otot, jaringan darah, jaringan epitel, dan jaringan tulang,
jaringan membentuk organ, seperti otak, jantung, mata, telinga, tangan
dan kaki.
Aspek-aspek perkembangan anak usia dini
meliputi :
-
Perkembangan fisik-motorik
Meliputi perkembangan badan, otot kasar dan
otot halus, yang selanjutnya disebut motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan anak meliputi 4 unsur yaitu : kekuatan, ketahanan,
kecekatan, keseimbangan.
-
Perkembangan kognitif
Menurut Jean Piaget, semua anak memiliki pola
perkembangan kognitif yang sama yaitu :
-
Tahap sensor motor (0 – 2 tahun) . .
Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir
seluruhnya mencakup gejala
yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
-
Tahap praoperasional (2 – 7 tahun)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat.
Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan untuk menunjukkan benda-benda
nyata bertambah dengan pesatnya. Keputusan yang dianbil hanya
berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan annlisis rasional. Anak
biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya,
dari suatu keseluruhan yang besar. Menurut pendapat mereka pesawat
terbang adalah benda kecil yang berukuran 30 cm; karena hanya itulah
yang nampak pada mereka saat mereka menengadah dan melihatnya terbang di
angkasa.
-
Tahap operasional konkrit (7 – 11)
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap
ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk .mencapai pemecahan
masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah
permasalahan yang konkret.
Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan
bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang
tersembunyi. Misalnya, anak sering kali menjadi frustasi bila disuruh
mencari arti tersembunyi dari suati kata dalam tulisan tertentu. Mereka
menyukai soal-soal yang tersedia jawabannya.
-
Tahap operasional formal (11 -15 tahun)
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang
dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara berpikir terhadap
permasalahan dari semua kategor baik yang abstrak maupun yang konkret.
Pada tahap ini anak sudah dapet memikirkan buah pikirannya, dapat
membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan secara realistis.
-
Perkembangan moral,disiplin,etika
Ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami
aturan, norma, dan etika yang berlaku, perilaku anak sangat dipengaruhi
oleh konsekwensi fisik maupun hidonistik yang diterima anak sebagai
balasan atas perilakunya.
-
Perkembangan sosial,empati,kerjasama
Pasa tahap ini perkembangan sosial anak
dimulai dari sifat egosentrik, individual kearah interaktif, komunal.
-
Perkembangan emosional,harga diri,aktualisasi diri.
Perkembangan emosional, harga diri pada anak
usia dini dimulai dengan
-
Tahap Basic Trust vs Mistrust (0-1 tahun)
Anak mendapat rangsangan dari lingkungan,
dalam merespon rangsangan anak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan
akan tumbuh rasa percaya diri, tetapi kalau anak tidak mendapatkan
pengalaman yang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga.
-
Tahap Autonomy vs Doumt (2-3 tahun)
Anak sudah harus mampu menguasai kegiatan
meregang atau melemaskan seluruh otot tubuhnya.
-
Tahap Intiative vs Guilt (4-5 tahun)
Pada masa ini anak harus dapat menunjukkan
sikap mulai lepas dari orang tua, anak harus dapat bergerak bebas dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
-
Perkembangan bahasa dan literasi
Perkembangan bahasa anak dimulai dari
menangis untuk mengekspresikan responnya terhadap bermacam-macam
stimuli.
-
Perkembangan kreativitas dan daya cipta
Perilaku mencerminkan kreativitas alamiah
pada anak usia dini dapat diidentifikasikan dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
-
Senang menjajaki lingkungannya
-
Mengamati dan memegang segala sesuatu, eksplorasi secara ekspansif dan eksesif
-
Rasa ingin tahunya besarnya
-
Bersifat spontan menyatakan pikiran dan perasaannya
-
Suka berpetualang
-
Suka melakukan eksperimen
-
Jarang merasa bosan
-
Mempunyai daya imajinasi yang tinggi.
3. Permasalahan Perkembangan Anak Usia Dini
Permasalahan-permasalahan yang muncul adalah :
-
Bahaya fisik
-
Kematian
-
Penyakit
-
Kecelakaan
-
Kejanggalan
-
Tangan kidal
-
Bahaya psikologis
-
Bahaya dalam berbicara
Ada tiga bahaya sehubungan dengan masalah
kemampuan anak berkomunikasi, yakni:
-
Orang lain tidak dapat mengharapkan anak-anak untuk mengerti apa yang dikatakan apabila orang lain memakai kata-kata yang tidak dimengerti oleh anak-anak.
-
Dalam awal masa kanak-kanak, mutu pembicaraan yang buruk dapat disebabkan salah ucap atau kesalahan tata bahasa, gagap, pelat atau berbahasa dua.
-
Berbahasa dua merupakan hambatan yang serius dalam perkembangan sosial anak.
-
Bahaya emosional
Bahaya emosional awal masa kanak-kanak yang
besar kelihatan pada dominasi emosi yang kurang baik, terutama amarah.
-
Bahaya sosial
Ada sejumlah bahaya terhadap perkembangannya
penyesuaian sosial yang baik pada awal masa kanak-kanak, misal: kalau
pembicaraan atau perilaku anak menyebabkan ia tidak populer diantara
teman-teman sebaya, ia tidak hanya akan merasa kesepian tapi yang lebih
penting ia kurang mempunyai kesempatan untuk belajar.
-
Bahaya moral
Pada masa ini anak usia dini mempunyai
kecenderungan disiplin yang kurang konsisten akan memperlambat proses
untuk belajar menyesuaikan diri.
-
Bahaya kepribadian
Bahaya kepribadian yang paling serius adalah
perkembangan konsep diri yang kurang baik yang dapat disebabkan perilaku
anggota keluarga dan teman-teman.
D. Karakteristik Anak Usia Dini
Sekolah Dasar
1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
-
Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain.
-
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
-
Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana.
-
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.
-
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
-
Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.
-
Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat.
Bahasa telah berkembang sejak anak
berusia 4 – 5 bulan. Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya
untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak memiliki
keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa. Oleh karena itu
bahasa berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ
pada anak dan kesediaan orang tua membimbing anaknya.
Fungsi dan tujuan berbicara antara
lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk menarik
orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai
alat untuk mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi
pikiran dan perasaan orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku orang
lain.
Potensi anak berbicara didukung
oleh beberapa hal. Yaitu: (a) kematangan alat berbicara, (b) kesiapan
mental, (c) adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak, (d)
kesempatan berlatih, (e) motivasi untuk belajar dan berlatih dan (f)
bimbingan dari orang tua.
Di samping adanya berbagai
dukungan tersebut juga terdapat gangguan perkembangan berbicara bagi
anak, yaitu: (a) anak cengeng, (b) anak sulit memahami isi pembicaraan
orang lain.
-
Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif.
BAB III
PENUTUP
-
Kesimpulan
-
Peserta didik dipandang miniature orang dewasa
-
Islam memandang peserta didik sebagai individu yang diberi potensi berkecenderungan berbuat jelek dan baik.
-
Pertumbuhan adalah perubahan kuantitas fisik akibat pematangan fungsi fisik.
-
Perkembangan adalah perubahan aspek psikis karena kematangan fungsi psikis dari yang sifatnya kurang terdeferensiasi menuju ke deferensiasi.
-
Perubahan-perubahan pada diri individu merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan.
-
Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, meskipun anak-anak tersebut usianya tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi yang relatif sama pula.
-
-
Kritik dan Saran
Pembaca yang budiman, semoga makalah ini
dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran Perkembangan
Peserta Didik khususnya pada pembahasan Bab Peserta Didik, Pertumbuhan
dan Perkembangan Peserta Didik, Perkembangan Anak Usia Dini, dan
Krakteristik Anak Usia Sekolah Dasar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sekalian sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini
di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemah. 1996. Semarang: PT. Karya Toha PutraMarsudi, Saring, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hidayah, Dhini Ferry. 2010. “Perkembangan Peserta Didik”. Makalah. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
Sofa. 2008. “Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik” (online), (http://massofa.wordpress.com/2008/04/25/hakikat-pertumbuhan-dan-perkembangan-peserta-didik, di akses tanggal 13 April 2011).
Sofa. 2008. “Karakteristik Anak Usia SD” (online), (http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/karakteristik-anak-usia-sekolah-dasar, di akses tanggal 14 April 2011).
Ralqis. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan” (online), (http://www.duniaremaja.org/t154-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan, di akses tanggal 14 April 2011).
Ozon Station. 2010. “Karakteristik Anak Usia Dini” (online), (http://dachun91.wordpress.com/2010/11/22/karakteristik-anak-usia-dini, 14 April 2011)
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih