makalah menyimak traupetik
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk social yang tidak bisa terlepas
dari manusia lainnya. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan
komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan
Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa
aktif, kreatif, produktif dan apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah
keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan
ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita mendengar orang berbicara, baik
langsung maupun melalui media elektronik. Dalam pengertian sempit berarti kita
melakukan kegiatan menyimak yang mengacu pada proses mental pendengar
menerima rangsang bunyi dari pembicara, kemudian menyusun penafsirannya.
Dalam pengertian yang lebih luas, penyimak tidak hanya mengerti dan membuat.
B. RUMUSAN MASALAH
Penjelasan tentang menyimak terapeutik?
BAB 2
MENYIMAK TERAPEUTIK
A. PENGERTIAN
Adapun menyimak terapeutik adalahmenyimak untuk memperbaiki suatu
masalah, misalnya seorang guru menyimak
dengan baik ketika para siswanya datang kepadanya
dan menyampaikan permasalahan yang dialami.(nurhadi 1995:339).
B. RAGAM MENYIMAK
Kegiatan menyimak juga beragam, yaitu: menyimak diskriminatif, menyimak
komprehensif, menyimak kritis, menyimak apresiatif, dan menyimak terapeutik.
Pada pembahasan ini, akan lebih memfocuskan pada menyimak terapeutik.
C. BAGIAN-BAGIAN MENYIMAK TERAPEUTIK
I. Beberapa Keterampilan yang Terlibat dalam Menyimak Terapeutik
1. Memusatkan Perhatian
Seorang pendengar terapeutik selalu berusaha menciptakan
lingkungan yang tenang dan menjaga harga diri pembicara, misalnya
dengan menyekat ruangan agar terhindar dari sumber kegaduhan.
2. Memperlihatkan (Sikap) Memperhatinkan
Sikap perhatian ini dapat ditunjukkan oleh pendengar melalui mimic,
gerak tubuh, dan respon-respon bagian tubuh lainnya.
3. Menciptakan Iklim Komunikasi yang Mendukung
Seorang penyimak terapeutik yang baik, mampu menunjukkan iklim
komunikasi yang mendukung, sehingga si penutur merasa bebas,
aman dan nyaman dalam mengungkapkan pesan-pesannya.
Enam karakter iklim komunikasi yang sehat yang dapat dikondisikan oleh
penyimak, yaitu:
1. Deskriptif
2. Berorientasi masalah
3. Spontan
4. Empatis
5. Kebersamaan
6. Provisionalis
II. Mendengar Disertai Empati
Empati bukanlah antipasti atau simpati, melainkan curahan perasaan dan
pemikiran terhadap orang lain (sesama). Agar dapat peduli terhadap orang lain,
seorang penyimak harus dapat menumbuhkan kembali dunia orang lain dengan
cara:
1. Melakukan pengamatan inderawi terhadap dunia orang lain.
2. Mampu mengindentifikasi pemikiran dan perasaan pembicara
dengan cara memasuki kerangka acuan orang lain (tanpa
kehilangan identitas pribadinya).
3. Menyusun kembali perasaan dan pemikiran penyimak dengan rela
menjadi cerminan bagi emosi dan dasar pemikiran orang lain
III. Memberikan Respon dengan Benar.
Penyimak-penyimak tertentu terkadang memberikan respo-respon yang
kasar terhadap terapeutik listening. Namun, sayangnya intensitas penyimak tidak
terlalu dapat memperbaiki respon-respon yang ada. Pada dasarnya setiap respon
mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap pembicara. Respon-respon
tertentu dapat membatasi eksplorasi diri lebih lanjut dan bahkan membatasi
interaksi pembicara-penyimak.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan penyimak menginterupsi
pembicara diantaranya karena penyimak
1. Telah memikirkan sesuatu yang ingin ia sampaikan pada pembicara.
2. Berpikiran bahwa pembicara seolah-olah tahu bahwa ia akan
menyampaikan sesuatu.
3. Tidak mau mendengarkan apa yang menurut perkiraannya akan
dikatakan oleh pembicara
4. Terlalu cepat mengambil kesimpulan
5. Ingin dapat dianggap sejajar dengan pembicara
6. Mencegah terlalu banyak
7. Ingin segera mengakhiri opini opini pembicaraan sebelum waktunya.
Ada beberapa alasan mengapa respon yang diberikan tidak tepat,
diantaranya karena
1. Penyimak sering tidak mempunyai kewenangan memberikan saran
2. Penyimak cenderung mangabaikan individualism pembicara
3. Penyimak menawarkan saran yang memberikan implikasi bahwa
seakan-akan penyimak tidak memandang pembicara bersamaan
kedudukannya dengan dirinya
4. Dengan memberikan saran yang disadur dari pembicara, penyimak
akan terpojokkan oleh penyimak lain
5. Penawaran saran akan merupakan halangan bagi pengekspresian diri
dari pembicara
6. Dengan menawarkan saran ia akan dapat mengkomunikasikan
kurangnya rasa percaya dalam kapasitas pembicara sebagai
pembicara untuk memecahkan permasalahannya, yang akan
menurunkan rasa percaya pembicara.
7. Penawaran saran dapat menguarangi tanggung jawab pembicara
untuk menjelaskan permasalahan dan menggali kemungkinan solusi
untuk permasalahn tersebut
8. Penawaran saran seringkali hal tersebut dapat menjadi sesuatu
yang selalu ingin dihindari pembicara.
9. Penawaran saran kepada pembaca, sekalipun ketika ia (pembicara)
meminta saran atau pendapat, tak akan mampu menjawab apa yang
dibutuhkan oleh pembicara.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
§ KESIMPULAN
Dalam dunia pendidikan pengembangan menyimak terapeutik sangat penting
dimiliki sorang guru professional, sebagi penunjang dalam proses belajar
mengajar dalam kelas, hal ini untuk menunjang pengembangan diri siswa.
§ SARAN
• Dalam menyimak kita harus mempunyai maksud dan tujuan kita menyimak
karena kegiatan menyimak itu bermacam- macam.
• Saat kita melakukan kegiatan menyimak, kita harus memperhatikan
factor- factor dalam menyimak.
• Kita harus memperhatikan penyampaiaan seperti apa yang digunakan oleh
pembicara dalam menyimak sehingga kita tahu strategi yang harus kita
gunakan.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk social yang tidak bisa terlepas
dari manusia lainnya. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan
komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan
Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa
aktif, kreatif, produktif dan apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah
keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan
ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita mendengar orang berbicara, baik
langsung maupun melalui media elektronik. Dalam pengertian sempit berarti kita
melakukan kegiatan menyimak yang mengacu pada proses mental pendengar
menerima rangsang bunyi dari pembicara, kemudian menyusun penafsirannya.
Dalam pengertian yang lebih luas, penyimak tidak hanya mengerti dan membuat.
B. RUMUSAN MASALAH
Penjelasan tentang menyimak terapeutik?
BAB 2
MENYIMAK TERAPEUTIK
A. PENGERTIAN
Adapun menyimak terapeutik adalahmenyimak untuk memperbaiki suatu
masalah, misalnya seorang guru menyimak
dengan baik ketika para siswanya datang kepadanya
dan menyampaikan permasalahan yang dialami.(nurhadi 1995:339).
B. RAGAM MENYIMAK
Kegiatan menyimak juga beragam, yaitu: menyimak diskriminatif, menyimak
komprehensif, menyimak kritis, menyimak apresiatif, dan menyimak terapeutik.
Pada pembahasan ini, akan lebih memfocuskan pada menyimak terapeutik.
C. BAGIAN-BAGIAN MENYIMAK TERAPEUTIK
I. Beberapa Keterampilan yang Terlibat dalam Menyimak Terapeutik
1. Memusatkan Perhatian
Seorang pendengar terapeutik selalu berusaha menciptakan
lingkungan yang tenang dan menjaga harga diri pembicara, misalnya
dengan menyekat ruangan agar terhindar dari sumber kegaduhan.
2. Memperlihatkan (Sikap) Memperhatinkan
Sikap perhatian ini dapat ditunjukkan oleh pendengar melalui mimic,
gerak tubuh, dan respon-respon bagian tubuh lainnya.
3. Menciptakan Iklim Komunikasi yang Mendukung
Seorang penyimak terapeutik yang baik, mampu menunjukkan iklim
komunikasi yang mendukung, sehingga si penutur merasa bebas,
aman dan nyaman dalam mengungkapkan pesan-pesannya.
Enam karakter iklim komunikasi yang sehat yang dapat dikondisikan oleh
penyimak, yaitu:
1. Deskriptif
2. Berorientasi masalah
3. Spontan
4. Empatis
5. Kebersamaan
6. Provisionalis
II. Mendengar Disertai Empati
Empati bukanlah antipasti atau simpati, melainkan curahan perasaan dan
pemikiran terhadap orang lain (sesama). Agar dapat peduli terhadap orang lain,
seorang penyimak harus dapat menumbuhkan kembali dunia orang lain dengan
cara:
1. Melakukan pengamatan inderawi terhadap dunia orang lain.
2. Mampu mengindentifikasi pemikiran dan perasaan pembicara
dengan cara memasuki kerangka acuan orang lain (tanpa
kehilangan identitas pribadinya).
3. Menyusun kembali perasaan dan pemikiran penyimak dengan rela
menjadi cerminan bagi emosi dan dasar pemikiran orang lain
III. Memberikan Respon dengan Benar.
Penyimak-penyimak tertentu terkadang memberikan respo-respon yang
kasar terhadap terapeutik listening. Namun, sayangnya intensitas penyimak tidak
terlalu dapat memperbaiki respon-respon yang ada. Pada dasarnya setiap respon
mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap pembicara. Respon-respon
tertentu dapat membatasi eksplorasi diri lebih lanjut dan bahkan membatasi
interaksi pembicara-penyimak.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan penyimak menginterupsi
pembicara diantaranya karena penyimak
1. Telah memikirkan sesuatu yang ingin ia sampaikan pada pembicara.
2. Berpikiran bahwa pembicara seolah-olah tahu bahwa ia akan
menyampaikan sesuatu.
3. Tidak mau mendengarkan apa yang menurut perkiraannya akan
dikatakan oleh pembicara
4. Terlalu cepat mengambil kesimpulan
5. Ingin dapat dianggap sejajar dengan pembicara
6. Mencegah terlalu banyak
7. Ingin segera mengakhiri opini opini pembicaraan sebelum waktunya.
Ada beberapa alasan mengapa respon yang diberikan tidak tepat,
diantaranya karena
1. Penyimak sering tidak mempunyai kewenangan memberikan saran
2. Penyimak cenderung mangabaikan individualism pembicara
3. Penyimak menawarkan saran yang memberikan implikasi bahwa
seakan-akan penyimak tidak memandang pembicara bersamaan
kedudukannya dengan dirinya
4. Dengan memberikan saran yang disadur dari pembicara, penyimak
akan terpojokkan oleh penyimak lain
5. Penawaran saran akan merupakan halangan bagi pengekspresian diri
dari pembicara
6. Dengan menawarkan saran ia akan dapat mengkomunikasikan
kurangnya rasa percaya dalam kapasitas pembicara sebagai
pembicara untuk memecahkan permasalahannya, yang akan
menurunkan rasa percaya pembicara.
7. Penawaran saran dapat menguarangi tanggung jawab pembicara
untuk menjelaskan permasalahan dan menggali kemungkinan solusi
untuk permasalahn tersebut
8. Penawaran saran seringkali hal tersebut dapat menjadi sesuatu
yang selalu ingin dihindari pembicara.
9. Penawaran saran kepada pembaca, sekalipun ketika ia (pembicara)
meminta saran atau pendapat, tak akan mampu menjawab apa yang
dibutuhkan oleh pembicara.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
§ KESIMPULAN
Dalam dunia pendidikan pengembangan menyimak terapeutik sangat penting
dimiliki sorang guru professional, sebagi penunjang dalam proses belajar
mengajar dalam kelas, hal ini untuk menunjang pengembangan diri siswa.
§ SARAN
• Dalam menyimak kita harus mempunyai maksud dan tujuan kita menyimak
karena kegiatan menyimak itu bermacam- macam.
• Saat kita melakukan kegiatan menyimak, kita harus memperhatikan
factor- factor dalam menyimak.
• Kita harus memperhatikan penyampaiaan seperti apa yang digunakan oleh
pembicara dalam menyimak sehingga kita tahu strategi yang harus kita
gunakan.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih